Upaya Memajukan Pendidikan di Zaman Sekarang - Jika kriteria (pengukuran) kemajuan manusia menyangkut kemajuan fisik, maka melaksanakan pembangunan sangatlah mudah. Misalnya saja mengumpulkan masyarakat tertinggal atau bahkan masyarakat terisolir yang hidupnya masih nomaden di hutan. Beri mereka pakaian yang indah dan mahal, lengkap dengan sepatu impor.
Kemudian mereka diberi rumah mewah untuk ditinggali, lengkap dengan perabotan mewah, mobil lengkap dengan sopir pribadi. Namun, semua orang mengerti, bahwa mereka sebenarnya masih terbelakang. Ukurannya, seperti yang telah kami tekankan, adalah cara berpikir. Jadi, memang benar membangun manusia itu sangat sulit. Tidak ada negara yang mampu melaksanakan pembangunan selalu benar. Disini kami akan memberikan informasi mengenai Upaya Memajukan Pendidikan di Indonesia,
Semua negara telah melakukan kesalahan dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunannya. Belajar dari pengalaman merupakan prinsip yang diterapkan oleh negara-negara maju. Mereka juga melakukan kesalahan dalam program konstruksi.
Namun, negara kita dipandang oleh banyak orang sebagai contoh negara yang kurang mampu menjadikan dan memanfaatkan pengalaman (kegagalan) sebagai pedoman untuk memperbarui program dan langkah pembangunannya. Akibatnya, banyak pihak yang menyatakan bahwa pembangunan nasional kita seperti berjalan di tempat, sehingga banyak negara yang justru belajar banyak dari Indonesia di awal pembangunan negaranya, seperti Malaysia.
Sebuah Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan nasional merupakan istilah yang populer, terutama ketika disusun, dibahas, dan diundangkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pendidikan memang merupakan proses yang sistemik. Artinya, proses pendidikan itu berbentuk sistem. Sebagai suatu sistem, proses pendidikan terdiri dari berbagai unsur yang satu dengan yang lain berkaitan dengan hubungan timbal balik dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu.
Kalangan pendidikan (termasuk kami) patut merasa bangga karena tugas sehari-harinya berkaitan langsung dengan salah satu tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai suatu sistem, semua elemen harus menjalankan tugasnya. Jika salah satu dari unsur tersebut melalaikan tugasnya, maka unsur yang lain juga akan berpengaruh negatif.
Secara khusus, karena pendidikan merupakan suatu sistem total (satu kesatuan yang utuh), maka kelalaian salah satu akan mempengaruhi keseluruhan proses pendidikan. Akibat dari keberadaan pendidikan sebagai suatu sistem, maka dalam analisis keprihatinan kita dalam menyelenggarakan pendidikan, seringkali antara satu pihak dengan pihak lain saling menuduh.
Artinya, satu pihak atau pihak lain tidak menjalankan tugasnya dengan baik sehingga berakibat buruk yaitu pendidikan di negara tidak maju. Selain itu, banyaknya elemen atau pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proses pendidikan juga membuat sulit untuk menentukan siapa sebenarnya yang paling bertanggung jawab atas penurunan kualitas pendidikan di negara kita.
Kalaupun berbagai item itu termasuk unsur-unsur yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan, maka kita justru akan terjerumus ke dalam lingkaran, yang sering disebut banyak orang sebagai lingkaran setan, yang artinya masalah pendidikan sangat pelik. Begitu kompleksnya masalah pendidikan, sehingga kita tidak tahu di mana ujungnya dan dari mana asal masalahnya.
Bisakah Pendidikan Menjadi Prioritas
Dari uraian di atas antara lain dapat kita simpulkan bahwa upaya membangun dan memajukan pendidikan harus melibatkan banyak elemen atau pihak. Masing-masing pihak tidak boleh apriori dan merasa dirinya paling berjasa. Selain itu, ikut serta dalam proses penyelenggaraan pendidikan melalui jabatan apapun juga harus mengikuti prinsip nasionalisme.
Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan untuk negara. Kalimat-kalimat tersebut merupakan prinsip dan pedoman bagi orang yang memiliki nasionalisme sejati. Kalimat ini bergema di benak para pahlawan bangsa, agar mampu merintis pencapaian kemerdekaan dan mempertahankannya dengan cara apapun.
Seorang pakar manajemen berpendapat, dalam semua organisasi ada dua jenis kegiatan, yaitu substantif dan administratif. Substantif adalah kegiatan yang berhubungan langsung dengan pencapaian tujuan. Sedangkan kegiatan administrasi yang menunjang terlaksananya kegiatan substantif, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Jika kita menggunakan pendapat para ahli tersebut sebagai pedoman dalam menganalisis suatu lembaga pendidikan (sekolah) sebagai suatu organisasi.
Jadi yang termasuk kegiatan substantif adalah mengajar atau mendidik, melatih, dan menguji. Sedangkan kegiatan administrasi adalah pemberian fasilitas belajar mengajar, penyediaan alat tes (kertas, raport, dll), pemberian ijazah. Semua fasilitas tersebut tidak lain adalah penunjang kegiatan substantif (yaitu mengajar atau mendidik, melatih, dan menguji) yang dapat berlangsung dengan baik dan lancar sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai yaitu meningkatkan kecerdasan peserta didik.
Jika kita menganalisis cara berpikir para ahli dalam menganalisis lembaga pendidikan atau sekolah sebagai suatu organisasi, maka dapat disimpulkan bahwa guru adalah ujung tombak penyelenggaraan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak pencapaian tujuan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Guru merupakan ujung tombak terciptanya manusia Indonesia yang handal yang berpikir dengan moral dan etika yang baik sehingga dapat menjadi pelaku pembangunan di Indonesia. Menyadari betapa strategisnya posisi guru dalam memajukan pendidikan, mungkin banyak guru yang masih berperilaku lama seperti di atas tentang nasib kita? Ini seharusnya bukan pemikiran guru, tetapi pemikiran pemerintah.
Guru harus berkonsentrasi pada bagaimana mengelola kelas. Meski terkesan sederhana, namun memang benar dan tidak ada yang menyangkal, bahwa dalam proses pengelolaan kelas oleh guru merupakan faktor penentu dalam proses tumbuhnya pola pikir masyarakat Indonesia ke depan, yang saat ini berpredikat sebagai siswa. Sekali lagi, tampaknya sangat sederhana, bahkan banyak orang meremehkan.
Namun, sekali lagi, bagaimana bentuk manusia Indonesia di masa depan tergantung pada bagaimana guru mengelola kelas selama proses belajar mengajar. Artinya proses belajar mengajar harus dikelola secara nyata, sehingga menjadi wadah transformasi ilmu pengetahuan, moral, dan etika. Dengan demikian, kata guru memang mengandung makna yang luas dan dalam. Guru, artinya orang yang cerdas, etika yang terpuji, dan akhlak yang baik, sehingga layak menjadi panutan.
Seorang guru yang baik, murid-muridnya tidak akan pernah lupa. Ibarat seorang guru silat (film Cina) yang jika disakiti oleh seseorang, muridnya akan membalas, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri. Seorang guru yang baik akan senang melihat keberhasilan siswanya, apalagi jika siswa tersebut melebihi keberhasilan gurunya.
Jika guru adalah contoh, pasti siswa yang telah menjadi pejabat akan memberikan yang terbaik untuk guru. Tidak peduli seberapa tinggi kesuksesan seorang mantan murid, dia selalu berpikir bahwa gurunya masih lebih baik darinya. Padahal, sesuatu yang dianggap kejam saat menjadi mahasiswa justru dianggap memiliki sejuta hikmah dan nikmat setelah menjadi pejabat. Mari kita buktikan bahwa kita adalah guru yang baik, melalui tugas mulia kita.
Metode Penugasan Awal
Metode penugasan adalah suatu cara penyajian bahan ajar dengan memberikan tugas kepada siswa atau siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan di luar jam tatap muka untuk materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Serangkaian kegiatan yang ditugaskan dapat berupa pembuatan kliping, majalah dinding, rangkuman, penyelesaian latihan dan lain-lain.
Demikian ulasan artikel yang kami buat tentang Upaya Memajukan Pendidikan, semoga bermanfaat.